
NASIONAL, KLIKINFOKOTA.CO.ID – Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo, menyatakan pada Jumat (6/12/2024) di Solo bahwa dirinya belum memutuskan untuk bergabung dengan partai politik manapun. Pernyataan ini muncul setelah ia resmi tidak lagi diakui sebagai kader PDI Perjuangan. Jokowi menegaskan masih ingin memanfaatkan waktu untuk evaluasi dan refleksi pasca-jabatan presiden. Beberapa media nasional melaporkan bahwa keputusan ini didasari oleh perbedaan visi dan prioritas politik.
Sufmi Dasco Ahmad, Ketua Harian Partai Gerindra, menyampaikan kepada media di Jakarta bahwa partainya siap menerima Jokowi jika mantan presiden tersebut ingin bergabung. Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, juga menegaskan keterbukaan partainya, tetapi menekankan bahwa keputusan tersebut sepenuhnya ada di tangan Jokowi. Hal ini juga mendapat perhatian dari sejumlah sumber yang mengamati dinamika politik pasca-presidensi Jokowi.
Pada Kamis (5/12/2024), Sarmuji, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, mengungkapkan di Kompleks Parlemen, Senayan, bahwa Golkar juga siap menyambut Jokowi dengan tangan terbuka. Ia percaya bahwa pengalaman dan pengaruh Jokowi sebagai mantan presiden akan memberikan dampak positif jika beliau memilih bergabung dengan Golkar.
Didepaknya Jokowi dari PDIP diumumkan pada Rabu (4/12/2024) oleh Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP, dalam konferensi pers di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta. Hasto menyebut bahwa perbedaan visi dan ambisi politik menjadi alasan utama di balik keputusan tersebut. Beberapa media lain juga menyoroti dampak keputusan ini terhadap posisi politik Jokowi di masa depan.
Keputusan Jokowi untuk tetap netral di tengah tawaran dari beberapa partai besar menunjukkan pendekatan hati-hati terhadap lanskap politik pasca-jabatannya. Langkah ini diharapkan dapat memberikan waktu bagi Jokowi untuk mempertimbangkan kontribusinya ke depan dalam dinamika politik nasional. (Ds)