NATUNA KLIKINFOKOTA.CO.ID – Ditemui awak media ini di ruang kerjanya Kantor Dinas Pendidikan Natuna Kamis (28/1), Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Natuna Wan Tahriri menyampaikan bahwa Pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini telah membuat program kerja pendidikan di Natuna sangat tidak maksimal yang dirasakan imbasnya pada tahun 2020 yang lalu. Diharapkan di tahun 2021 pihaknya akan tetap eksis untuk mengembangkan pendidikan di Natuna ini.
Menurut Wan Tahriri pula bahwa untuk peningkatan mutu pendidikan dasar, Natuna masih punya catatan rapor merah yaitu tenaga kependidikan dan sarpras (sarana dan prasarana) yang dinilai dari peningkatan mutu dalam standar pendidikan nasional ada delapan mutu yang mempunyai penilaian tersendiri untuk setiap mutu melalui lembaga yang telah ditetapkan pemerintah.
Menurutnya Natuna masih perlu peningkatan mutu pendidikan dasar lebih mengarah ke peningkatan sarpras dan guru serta tenaga kependidikan melalui bidang GTK yang lebih memahaminya.
“Untuk peningkatan sarpras kita telah melakukan cek and ricek tingkat kerusakan misalnya sarananya seperti meja, kursi, lemari serta kerusakan bangunan gedung. Melalui bidang dikdas yang turun ke lapangan untuk memberikan panduan tentang tingkat kerusakan bangunan gedung di sekolah yang saat ini hampir tidak memahami cara mengukur tingkat kerusakan. Pengukuran tingkat kerusakan mengacu pada format dari Kementerian PUPR menyediakan form khusus,” kata wan Tahriri.
Wan Tahriri juga mengatakan bahwa dirinya berasal dari latar belakang teknik akan mencoba memberikan panduan dengan datang langsung ke lokasi dan melihat serta mengumpulkan beberapa pihak sekolah untuk mengikuti panduan penilaian tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam menilai. Misalnya tingkat kerusakan berat, sedang, ringan dan jika terjadi kesalahan penilaian. Misalnya rusak ringan disebut rusak berat maka menurutnya implikasi salah penilaian ini akan berimbas pada pembiayaan sehingga output dan outcome tidak sesuai dengan yang diharapkan
Untuk prasarana kata Wan Tahriri pula pihaknya sedang mengumpulkan data dari pihak sekolah terkait sarana dan prasarana di masing-masing sekolah yang akan disesuaikan standar Permendiknas Nomor 24 tahun 2007.
Disinggung tentang PBM tahun 2021 oleh awak media ini, Wan Tahriri mengatakan, “Mungkin tahun pelajaran 2021 ini akan masih belum banyak bergerak dan maksimal karena masih banyak program yang tidak berjalan.”
Ditambahkan pula oleh Wan Tahriri, “Kalau kita berbicara mutu tentu orang awam mengatakan mutu PBM itu tentu SDM Guru dan SDM peserta didik. Namun pada tahun 2021 belum akan maksimal karena banyak program yang belum muncul untuk peningkatan guru tenaga kependidikan. Untuk dikdas saat ini sedang melakukan panduan pengukuran sarpras. Walaupun tidak ada kegiatan khusus, ini kami lakukan sebagai support data dalam hal mengusulkan anggaran baik APBD, APBN, ataupun dana pihak swasta atau CSR,” kata wan Tahriri.
tidak hanya itu, Wan Tahriri mengajak pihak swasta atau CSR untuk bergabung karena pihaknya cukup banyak slot kegiatan untuk perbaikan di dunia pendidikan jika kerjasama CSR misalnya BUMN, BUMD. Ataupun ada donatur-donatur yang berniat untuk membantu pendidikan Natuna,” kata Wan Tahriri.
Menurut Wan Tahriri 20% dari APBD untuk pendidikan masih lah belum cukup karena 20% itu banyak biaya tidak langsung seperti gaji guru, honor dll. Sedangkan untuk sarpras menurut pantauan pihaknya sekitar 8 milyar sampai 12 milyar per tahun yang diambil dari 20% tersebut. Dari pantauannya bahwa tingkat kerusakan sekolah sangat banyak sekali, menurutnya sangat miris karena ada sekolah yang berada di tengah kota sekolah yang telah lama dan sudah tua usia sekolahnya hari ini ada lantainya yang belum dikeramik.
“Kami Dinas Pendidikan dan Pemda mengupayakan kualitas sarprasnya tidak rapor merah lagi, mudah-mudahan slot anggaran bertambah. Baik dari Pemda, Pusat, Provinsi ataupun dari pihak-pihak swasta,” kata Kabid Dikdas Disdik Natuna itu. (fin)